1. PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA MELAWAN JEPANG
a) Perlawanan
Rakyat Aceh
Dilakukan oleh
Tengku Abdul Djalil, seorang ulama di Cot Plieng Aceh, menentang peraturan peraturan
Jepang. Pada tanggal 10 November 1942, ia melakukan perlawanan. Dalam
perlawanan tersebut ia tertangkap dan ditembak mati.
b) Perlawanan
Singaparna, Jawa Barat
Dipelopori oleh
K.H. Zainal Mustofa, yang menentang seikerei yakni menghormati Kaisar
Jepang. Pada tanggal 24 Februari 1944, meletus perlawanan terhadap tentara
Jepang. Kiai Haji Zainal Mustofa dan beberapa pengikutnya ditangkap Jepang,
lalu dihukum mati.
c) Perlawananan
Indramayu, Jawa Barat
Pada bulan Juli
1944, rakyat Lohbener dan Sindang di Indramayu memberontak terhadap Jepang.
Para petani dipimpin H. Madrian menolak pungutan padi yang terlalu tinggi. Akan
tetapi, pada akhirnya perlawanan mereka dipadamkan Jepang.
d) Perlawanan
Peta di Blitar, Jawa Timur
Perlawanan PETA
merupakan perlawanan terbesar yang dilakukan rakyat Indonesia pada masa
penjajahan Jepang. Perlawanan ini dipimpin Supriyadi, seorang Shodanco (Komandan
pleton).
Peta tanggal 14
Februari 1945, perlawanan dipadamkan Jepang karena persiapan Supriyadi dkk.
kurang matang. Para pejuang Peta yang berhasil ditangkap kemudian diadili di
mahkamah militer di Jakarta. Beberapa di antaranya dihukum mati, seperti dr.
Ismail, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaya, Sunanto, dan Sudarmo.
Supriyadi, sebagai pemimpin perlawanan tidak diketahui nasibnya. Kemungkinan
besar Supriyadi berhasil ditangkap Jepang kemudian dihukum mati sebelum
diadili.
e) Memanfaatkan organisasi Bentukan
Jepang
Tokoh-tokohnya
adalah para pemimpin Putera, seperti Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar
Dewantara, dan
K.H. Mas Mansyur. Mereka memanfaatkan Putera sebagai sarana komunikasi dengan
rakyat. Akhirnya, Putera justru dijadikan para pemuda Indonesia sebagai ajang
kampanye nasionalisme.
f) Gerakan Bawah
Tanah
Larangan berdirinya partai politik pada
zaman Jepang mengakibatkan sebagian tokoh perjuangan melakukan gerakan bawah
tanah. Gerakan bawah tanah merupakan perjuangan melalui kegiatan-kegiatan tidak
resmi, tanpa sepengetahuan Jepang (gerakan sembunyi-sembunyi). Tokoh-tokoh yang
masuk dalam garis pergerakan bawah tanah adalah Sutan Sjahrir, Achmad Subarjo,
Sukarni, A. Maramis, Wikana, Chairul Saleh, dan Amir Syarifuddin. Mereka terus
memantau Perang Pasifik melalui radio-radio bawah tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar